Kesaksian Sembuh lewat sebuah siaran Radio
Shalom, saya akan share kepada saudara bagaimana dahsyat Tuhan itu, satu yang pasti bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh saat waktu dan keadaan, Dia adalah Tuhan yang dapat bekerja dgn cara yg unik dan ajaib
Berulang kali kita temukan sejak dari perjanjian lama bahwa Tuhan menggunakan hal yang nampaknya sederhana tapi menghasilkan mujizat besar.
Ada septong tongkat Harun , ada kayu belang-belang yang dipakai Yakub, ada ada Naaman yang cuma mandi 7 kali, ada yang mengalami mujisat hanya sepata kata, ada yang hanya menyentuh ujung jubah, bahkan hanya dengan ludah Yesus, orang mengalami mujizat dan saya percaya kuasa itu masih berlaku karena Dia Tuhan yang tidak berubah.
Itu saya alami dalam hidup ketika TUHAN memulihkan keadaan keadaan saya seperti orang-orang yang bermimpi. seperti yang Alkitab katakan bahwa: Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." (Mazmur 126:1-3).
Saya mengalami kuasa Tuhan yang hebat yaitu kesembuhan hanya dengan mendengarkan sebuah Radio. Sebagian orang mendengar Radio sekedar sebagi hiburan atau sumber informasi. Bagi saya, saya mengerti ada hal besar yang Tuhan dapat kerjakan melaui radio.
So jangan pernah mengangap bahwa pelayanan lewat radio adalah pelayanan kecil dan tidak ada arti apa apa. Penginjil, pendeta, gembala, rasul dan nabi sekalipun tidak bisa menembus tingginya pagar , kuatnya kunci, sebuah rumah, tapi pelayanan Radio dapat menembus sampai ke kamar raja raja.
Pertengahan tahun 2001, di tengah tengah keadan ekonomi yang tidak menentu, pelayanan yang tidak jelas, saya masih ingat ketika itu saya masih jadi pengerja sebuah gereja, kami di beri persembahan setiap bulan 500 perbulan, jujur kami bingung mengatur keuangan itu karena anak kami masih kecil butuh pengeluaran besar ditambah lagi anak ini sering sakit karena asma, belum uang itu harus dipotong untuk perpuluhan dan ongkos saya setiap hari,ke seketariat. Untuk mensiasati saya terpaksa kadang naik sepeda
Badai keuangan terjadi ketika adik saya bersama sepuluh orang temannya, dari Sulawesi datang, tujuan mereka akan ke Jepang karena di utus pemerintah daerah, sebelum mereka berangkat, mereka menginap di rumah kami selama dua minggu. Kami bingung, terpaksa perhiasan istri di jual untuk makan. Dari situ awal munculnya badai, lalu istri saya konseling ke pdt kami yang dulu, (sekarang sdh tidak disana lagi krn Tuhan percayakan buka gereja sendiri) atas saran pendeta tersebut istri saya disuruh meninggalkan saya .
Tanpa pemberitahuan kemana mereka, rupanya disembunyikan dirumah jemaat, tujuan Pendeta itu supaya saya kapok, dan mau berusaha, bagaimana mencukupi kebutuhan rumah tangga dan menjadi suami dan ayah yang baik. Saya dilema, kalau mau kerja, ya masa pendeta kerja, apa tidak mempermalukan gereja? itu pikiran saya.
Karena tidak punya uang, bingung mikirin istri dan anak dimana, akhirnya saya sakit, maag akut plus typhus dan puncaknya saya sudah terbaring tidak bisa bergerak lagi, tapi telinga saya bisa mendengar jelas,
Sebelum penyakit saya menjadi parah saya menyetel radio Maestro, dan itulah yg menemani saya karena tidak ada siapa-siapa, dan tidak ada yang kunjungi atau besuk. apakah gereja tidak tahu? Entahlah.
Suatu pagi ketika untuk narik nafas saja sudah berat, saya mendengar acara visitasi, hamba Tuhan berkotbah dan meminta untuk menghubungi nomor telepon studio bagi mereka yang butuh dukungan doa.
Saya berusaha untuk mengubungi tapi pihak radio tidak bisa mengerti omongan saya karena untuk ber nafas asja sudah mengap-mengap,
Kotbah jalan terus lalu di akhir dari kotbah hamba Tuhan tersebut mulai menyebut nama orang yang telah menghubungi radio
Ketika hamba Tuhan sampai pada nama yang kayaknya operator tidak bisa mencatat dengan baik nama dan alamat serta jenis penyakit, hamba Tuhab itu hanya menyebut begini: untuk orang yang tidak jelas nama alamat dan penyakitnya, ketika dia berkata demikian dalam hati saya teriak Tuhan itu saya..., itu saya,,.
Hamba Tuhan mulai berdoa dan meminta setiap orang meletakkan tangan pada bagian yang sakit, anehnya, hamba Tuhan itu ngomong begini: saya kan berdoa khusunya untuk yang tadi menghubungi tapi nama alamat dan penyakit tidak jelas
Saya pun meletakkan tangan diperut saya yang bengkak, (seperti orang hamil 6 bulan) ketika dia teriak dalam nama Yesus turun kesembuhan, saya merasakan seperti di siram air dan saya jadi kaku. Tiba tiba saya mengalami kesegaran yang luar biasa, ajaibnya saya bisa bangun, lalu saya berdiri walau masih sempoyongan, saya keluar dan minum air langsung dari kran PDAM,
Setelah itu saya duduk merenung, saya kira saya sedang mimpi, ternyata tidak, saya betul-betul sudah sembuh. Tidak terasa sakit lagi, tapi perut masih saya bengkak,
Lalu saya berpikir saya harus ke dokter, masalahnya adalah saya tidak punya uang. Niat itu saya urungkan, jadi sambil terus bersyukur saya beresi tempat tidur sudah berantakan. Ternya temu uang Rp 500 . Dengan uang gope saya berhasil sampai ke praktek dr Hartanto, dengan “bis kota Campur” campur omelan dan campur mata melotot dari kondektur bis kota.
Kata pertama yang om Hartanto ucapkan adalah: kalau Marlon telat sehari saja maka maka marlon akan tinggal nama, dia bilang bahwa kalau lambungmu ini pecah maka habis perkara,
Setelah diperiksa dia saranin untuk masuk rumah sakit segera tapi saya bilang om sudah ga sakit lagi besok aja, saya mau ke gereja dulu.
Saya sempat istirahat di rumah om Hartanto lalu bareng beliau ke gereja
Saya tidak cerita semua bagaimana saya masih harus jalan kaki dari gereja ke rumah saya dalam keadaan baru sembuh sekitar sepuluh jam yang lalu karena tidak ada yang tahu atau sengaja tidak mau tahu bahwa saya sedang sakit, karena saya sakit dua minggu, dan tidak makan alias puasa terpaksa selama kurang lebih semingu, dan tiga hari pada puncak parahnya penyakit itu saya sudah tidak bisa bangun untuk minum.
Tanpa menyimpan sedikitpun kepahitan sama gereja, dan juga terhadap ‘ kebijakan” pendeta tersebut
saya sempatkan diri untuk beribadah. Tidak seorangpun jemaat yang tahu bahwa sebelumnya saya sakit, sehingga ketika melihat saya jalan dia hanya tanya mau kemana? mereka mungkin pikir saya mau nyari di sesuatu kios, , karena selama ini saya pakai kendaraan gereja, tapi atas instruksi gembala gereja tersebut, kendaraan itu ditarik tanpa sepengetahuan jemaat.
Saya ingat waktu itu saya berusaha menemui gembala tetapi ternyata ada yang sudah janjian konseling katanya. Lalu saya hanya pamit sama om Hartanto dan istri. Tapi mereka tidak tahu bahwa saya tidak punya ongkos. Lalu saya jalan kaki pulang, tapi anehnya saya bisa menempuh perjalan dari seputar gedung ABG dekat hotel Horison, dari jalan Pelajar Pejuang ke jalan Sudirman, padahal tadi pagi untuk berbicara di telepon dengan operator radio saja, saya tidak kuat.
Berkali-kali saya harus duduk karena kelelahan bayangkan baru sembuh tadi pagi, sudah harus jalan kaki cukup jauh. Tapi puji Tuhan saya bisa tiba dirumah dengan selamat, selama proses pemulihan dan kesembuhan itu, saya melakukan perjalanan ini berulang kali, sekali lagi karena tidak punya uang. Karena saya pantang untuk minta-minta. Yang saya makan selama hari-hari itu adalah sayur-sayuran yang tumbuh dipekarangan.
Sampai sahabat saya datang bernama Pak Edy dan bu Lany dari GBI Mayapada, yang katanya disuruh Tuhan membawakan saya makanan dan sejumlah Uang bahkan bisa cukup untuk membeli sepeda motor, padahal dia sama sekali tidak tahu apa yang saya sedang alami.
Tapi ini yang mau saya bilang bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas, Dia dapat menggunakan berbagai cara untuk buat mujizatNya. Dari orang yang sakit parah, tidak punya uang, divonis mati oleh dokter, sekarang ada disini untuk bersaksi bahwa Yesus sungguh hidup dan berkuasa.
Bagi saudara yang sedang dalam pergumulan, ingat Dia adalah Tuhan masih tetap sama. KuasaNya tidak berubah untuk selama- lamanya. Kalau saya sudah di tolong, andapun pasti di tolong.
Selang dua minggu setelah peristiwa itu, istri saya kembali bersama anak saya, dan kami sekarang berbahagia dengan keluarga kami bahkan sudah dikaruniai seorang putri lagi. Ada banyak hal yang saya lihat terjadi ketika Allah menyatakan kuasaNya.
Kejadian itu sudah kurang lebih 10 tahun yg lalu. Waktu itu saya berdoa dan bilang sama Tuhan: Tuhan suatu hari kalau boleh, izinkan saya berkotbah tentang kuasaMu di sebuah radio, namun hal tidak pernah kesampaian, kalau ngantarin kotbah pendeta untuk disiarkan di radio, sudah jadi kerjaan saya bertahun-tahun.
Tapi Dia adalah Tuhan yang tetap mengingat doa kita, saya bahkan sudah lupa apa yang saya pernah minta dalam doa, tapi Dia tetap ingat. Sampai akhirnya saya di ajak oleh rekan hamba Tuhan Bapak Pdt. Richardo Paliama dari Methodis untuk sharing, di radio Maestro.
Ini yang ajaib, tanggal 11 November 2012 oleh kemurahan Tuhan bukakan sebuah pelayanan dengan membuka sebuah gereja.
Surprise pertama adalah ketika salah satu kru Radio Maestro menghubungi saya bahwa apakah bapak bersedia untuk acara perdana gerejanya di siarkan? Saya bilang dengan senang hati, ternyata masih surprise lain saya juga di berikan kesempatan untuk bawakan acara visitasi selama 5 minggu berturut-turut tidak hanya itu Pihak Maestro terus bekerja sama dengan gereja kami dalam hal pelayanan sampai hari ini.
Inilah kesaksian saya, saya akhiri dengan kata; Dia adalah Tuhan yang tidak dibatasi oleh saat,waktu dan keadaan dan Dia dapat menggunakan alat yang sederhana untuk menyatakan kuasaNya yang dahsyat dan ajaib. Apapun keadaanmu Dia dapat mengatasinya, berserahlah padaNya.
Special Thaks to Jesus Christ. Dr Hartanto and Fam, Pak Edi & Bu Lani, Pdt. Ricardo, Radio Maestro , My Wife Herna, my princes: Kezia Gloria & Shekina Glory, And all of my friends, God bless you All
Shalom, saya akan share kepada saudara bagaimana dahsyat Tuhan itu, satu yang pasti bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh saat waktu dan keadaan, Dia adalah Tuhan yang dapat bekerja dgn cara yg unik dan ajaib
Berulang kali kita temukan sejak dari perjanjian lama bahwa Tuhan menggunakan hal yang nampaknya sederhana tapi menghasilkan mujizat besar.
Ada septong tongkat Harun , ada kayu belang-belang yang dipakai Yakub, ada ada Naaman yang cuma mandi 7 kali, ada yang mengalami mujisat hanya sepata kata, ada yang hanya menyentuh ujung jubah, bahkan hanya dengan ludah Yesus, orang mengalami mujizat dan saya percaya kuasa itu masih berlaku karena Dia Tuhan yang tidak berubah.
Itu saya alami dalam hidup ketika TUHAN memulihkan keadaan keadaan saya seperti orang-orang yang bermimpi. seperti yang Alkitab katakan bahwa: Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." (Mazmur 126:1-3).
Saya mengalami kuasa Tuhan yang hebat yaitu kesembuhan hanya dengan mendengarkan sebuah Radio. Sebagian orang mendengar Radio sekedar sebagi hiburan atau sumber informasi. Bagi saya, saya mengerti ada hal besar yang Tuhan dapat kerjakan melaui radio.
So jangan pernah mengangap bahwa pelayanan lewat radio adalah pelayanan kecil dan tidak ada arti apa apa. Penginjil, pendeta, gembala, rasul dan nabi sekalipun tidak bisa menembus tingginya pagar , kuatnya kunci, sebuah rumah, tapi pelayanan Radio dapat menembus sampai ke kamar raja raja.
Pertengahan tahun 2001, di tengah tengah keadan ekonomi yang tidak menentu, pelayanan yang tidak jelas, saya masih ingat ketika itu saya masih jadi pengerja sebuah gereja, kami di beri persembahan setiap bulan 500 perbulan, jujur kami bingung mengatur keuangan itu karena anak kami masih kecil butuh pengeluaran besar ditambah lagi anak ini sering sakit karena asma, belum uang itu harus dipotong untuk perpuluhan dan ongkos saya setiap hari,ke seketariat. Untuk mensiasati saya terpaksa kadang naik sepeda
Badai keuangan terjadi ketika adik saya bersama sepuluh orang temannya, dari Sulawesi datang, tujuan mereka akan ke Jepang karena di utus pemerintah daerah, sebelum mereka berangkat, mereka menginap di rumah kami selama dua minggu. Kami bingung, terpaksa perhiasan istri di jual untuk makan. Dari situ awal munculnya badai, lalu istri saya konseling ke pdt kami yang dulu, (sekarang sdh tidak disana lagi krn Tuhan percayakan buka gereja sendiri) atas saran pendeta tersebut istri saya disuruh meninggalkan saya .
Tanpa pemberitahuan kemana mereka, rupanya disembunyikan dirumah jemaat, tujuan Pendeta itu supaya saya kapok, dan mau berusaha, bagaimana mencukupi kebutuhan rumah tangga dan menjadi suami dan ayah yang baik. Saya dilema, kalau mau kerja, ya masa pendeta kerja, apa tidak mempermalukan gereja? itu pikiran saya.
Karena tidak punya uang, bingung mikirin istri dan anak dimana, akhirnya saya sakit, maag akut plus typhus dan puncaknya saya sudah terbaring tidak bisa bergerak lagi, tapi telinga saya bisa mendengar jelas,
Sebelum penyakit saya menjadi parah saya menyetel radio Maestro, dan itulah yg menemani saya karena tidak ada siapa-siapa, dan tidak ada yang kunjungi atau besuk. apakah gereja tidak tahu? Entahlah.
Suatu pagi ketika untuk narik nafas saja sudah berat, saya mendengar acara visitasi, hamba Tuhan berkotbah dan meminta untuk menghubungi nomor telepon studio bagi mereka yang butuh dukungan doa.
Saya berusaha untuk mengubungi tapi pihak radio tidak bisa mengerti omongan saya karena untuk ber nafas asja sudah mengap-mengap,
Kotbah jalan terus lalu di akhir dari kotbah hamba Tuhan tersebut mulai menyebut nama orang yang telah menghubungi radio
Ketika hamba Tuhan sampai pada nama yang kayaknya operator tidak bisa mencatat dengan baik nama dan alamat serta jenis penyakit, hamba Tuhab itu hanya menyebut begini: untuk orang yang tidak jelas nama alamat dan penyakitnya, ketika dia berkata demikian dalam hati saya teriak Tuhan itu saya..., itu saya,,.
Hamba Tuhan mulai berdoa dan meminta setiap orang meletakkan tangan pada bagian yang sakit, anehnya, hamba Tuhan itu ngomong begini: saya kan berdoa khusunya untuk yang tadi menghubungi tapi nama alamat dan penyakit tidak jelas
Saya pun meletakkan tangan diperut saya yang bengkak, (seperti orang hamil 6 bulan) ketika dia teriak dalam nama Yesus turun kesembuhan, saya merasakan seperti di siram air dan saya jadi kaku. Tiba tiba saya mengalami kesegaran yang luar biasa, ajaibnya saya bisa bangun, lalu saya berdiri walau masih sempoyongan, saya keluar dan minum air langsung dari kran PDAM,
Setelah itu saya duduk merenung, saya kira saya sedang mimpi, ternyata tidak, saya betul-betul sudah sembuh. Tidak terasa sakit lagi, tapi perut masih saya bengkak,
Lalu saya berpikir saya harus ke dokter, masalahnya adalah saya tidak punya uang. Niat itu saya urungkan, jadi sambil terus bersyukur saya beresi tempat tidur sudah berantakan. Ternya temu uang Rp 500 . Dengan uang gope saya berhasil sampai ke praktek dr Hartanto, dengan “bis kota Campur” campur omelan dan campur mata melotot dari kondektur bis kota.
Kata pertama yang om Hartanto ucapkan adalah: kalau Marlon telat sehari saja maka maka marlon akan tinggal nama, dia bilang bahwa kalau lambungmu ini pecah maka habis perkara,
Setelah diperiksa dia saranin untuk masuk rumah sakit segera tapi saya bilang om sudah ga sakit lagi besok aja, saya mau ke gereja dulu.
Saya sempat istirahat di rumah om Hartanto lalu bareng beliau ke gereja
Saya tidak cerita semua bagaimana saya masih harus jalan kaki dari gereja ke rumah saya dalam keadaan baru sembuh sekitar sepuluh jam yang lalu karena tidak ada yang tahu atau sengaja tidak mau tahu bahwa saya sedang sakit, karena saya sakit dua minggu, dan tidak makan alias puasa terpaksa selama kurang lebih semingu, dan tiga hari pada puncak parahnya penyakit itu saya sudah tidak bisa bangun untuk minum.
Tanpa menyimpan sedikitpun kepahitan sama gereja, dan juga terhadap ‘ kebijakan” pendeta tersebut
saya sempatkan diri untuk beribadah. Tidak seorangpun jemaat yang tahu bahwa sebelumnya saya sakit, sehingga ketika melihat saya jalan dia hanya tanya mau kemana? mereka mungkin pikir saya mau nyari di sesuatu kios, , karena selama ini saya pakai kendaraan gereja, tapi atas instruksi gembala gereja tersebut, kendaraan itu ditarik tanpa sepengetahuan jemaat.
Saya ingat waktu itu saya berusaha menemui gembala tetapi ternyata ada yang sudah janjian konseling katanya. Lalu saya hanya pamit sama om Hartanto dan istri. Tapi mereka tidak tahu bahwa saya tidak punya ongkos. Lalu saya jalan kaki pulang, tapi anehnya saya bisa menempuh perjalan dari seputar gedung ABG dekat hotel Horison, dari jalan Pelajar Pejuang ke jalan Sudirman, padahal tadi pagi untuk berbicara di telepon dengan operator radio saja, saya tidak kuat.
Berkali-kali saya harus duduk karena kelelahan bayangkan baru sembuh tadi pagi, sudah harus jalan kaki cukup jauh. Tapi puji Tuhan saya bisa tiba dirumah dengan selamat, selama proses pemulihan dan kesembuhan itu, saya melakukan perjalanan ini berulang kali, sekali lagi karena tidak punya uang. Karena saya pantang untuk minta-minta. Yang saya makan selama hari-hari itu adalah sayur-sayuran yang tumbuh dipekarangan.
Sampai sahabat saya datang bernama Pak Edy dan bu Lany dari GBI Mayapada, yang katanya disuruh Tuhan membawakan saya makanan dan sejumlah Uang bahkan bisa cukup untuk membeli sepeda motor, padahal dia sama sekali tidak tahu apa yang saya sedang alami.
Tapi ini yang mau saya bilang bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas, Dia dapat menggunakan berbagai cara untuk buat mujizatNya. Dari orang yang sakit parah, tidak punya uang, divonis mati oleh dokter, sekarang ada disini untuk bersaksi bahwa Yesus sungguh hidup dan berkuasa.
Bagi saudara yang sedang dalam pergumulan, ingat Dia adalah Tuhan masih tetap sama. KuasaNya tidak berubah untuk selama- lamanya. Kalau saya sudah di tolong, andapun pasti di tolong.
Selang dua minggu setelah peristiwa itu, istri saya kembali bersama anak saya, dan kami sekarang berbahagia dengan keluarga kami bahkan sudah dikaruniai seorang putri lagi. Ada banyak hal yang saya lihat terjadi ketika Allah menyatakan kuasaNya.
Kejadian itu sudah kurang lebih 10 tahun yg lalu. Waktu itu saya berdoa dan bilang sama Tuhan: Tuhan suatu hari kalau boleh, izinkan saya berkotbah tentang kuasaMu di sebuah radio, namun hal tidak pernah kesampaian, kalau ngantarin kotbah pendeta untuk disiarkan di radio, sudah jadi kerjaan saya bertahun-tahun.
Tapi Dia adalah Tuhan yang tetap mengingat doa kita, saya bahkan sudah lupa apa yang saya pernah minta dalam doa, tapi Dia tetap ingat. Sampai akhirnya saya di ajak oleh rekan hamba Tuhan Bapak Pdt. Richardo Paliama dari Methodis untuk sharing, di radio Maestro.
Ini yang ajaib, tanggal 11 November 2012 oleh kemurahan Tuhan bukakan sebuah pelayanan dengan membuka sebuah gereja.
Surprise pertama adalah ketika salah satu kru Radio Maestro menghubungi saya bahwa apakah bapak bersedia untuk acara perdana gerejanya di siarkan? Saya bilang dengan senang hati, ternyata masih surprise lain saya juga di berikan kesempatan untuk bawakan acara visitasi selama 5 minggu berturut-turut tidak hanya itu Pihak Maestro terus bekerja sama dengan gereja kami dalam hal pelayanan sampai hari ini.
Inilah kesaksian saya, saya akhiri dengan kata; Dia adalah Tuhan yang tidak dibatasi oleh saat,waktu dan keadaan dan Dia dapat menggunakan alat yang sederhana untuk menyatakan kuasaNya yang dahsyat dan ajaib. Apapun keadaanmu Dia dapat mengatasinya, berserahlah padaNya.
Special Thaks to Jesus Christ. Dr Hartanto and Fam, Pak Edi & Bu Lani, Pdt. Ricardo, Radio Maestro , My Wife Herna, my princes: Kezia Gloria & Shekina Glory, And all of my friends, God bless you All
0 komentar:
Posting Komentar