Ruang KesaksianRuang Kesaksian
Home » » Ruang Kesaksian

Ruang Kesaksian

Written By gereja methodsi injili on Rabu, 19 Juni 2013 | 23.30

Kesaksian Sembuh lewat sebuah siaran Radio

Shalom, saya  akan share kepada saudara bagaimana dahsyat Tuhan itu, satu yang  pasti bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh saat waktu dan keadaan, Dia adalah Tuhan yang  dapat bekerja dgn cara yg unik dan ajaib

Berulang kali kita temukan sejak dari perjanjian lama bahwa Tuhan menggunakan hal yang  nampaknya sederhana tapi menghasilkan mujizat besar.

Ada septong tongkat Harun , ada kayu belang-belang  yang  dipakai Yakub, ada ada Naaman yang  cuma mandi 7 kali, ada yang  mengalami mujisat hanya sepata kata,  ada yang hanya menyentuh ujung jubah, bahkan hanya dengan ludah Yesus, orang  mengalami mujizat dan saya percaya kuasa itu masih berlaku karena  Dia Tuhan yang  tidak berubah.

Itu saya alami dalam   hidup  ketika TUHAN memulihkan keadaan keadaan  saya   seperti orang-orang yang bermimpi. seperti yang Alkitab katakan bahwa: Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." (Mazmur 126:1-3).

Saya mengalami kuasa Tuhan yang  hebat yaitu   kesembuhan hanya dengan  mendengarkan sebuah Radio. Sebagian orang  mendengar Radio sekedar sebagi hiburan atau sumber informasi. Bagi saya, saya mengerti   ada hal besar  yang  Tuhan dapat  kerjakan melaui radio.

So jangan  pernah  mengangap   bahwa pelayanan lewat radio  adalah pelayanan kecil dan tidak ada arti apa apa. Penginjil, pendeta, gembala, rasul dan nabi sekalipun tidak bisa menembus tingginya  pagar , kuatnya kunci, sebuah rumah, tapi pelayanan Radio dapat menembus sampai ke kamar raja raja.

Pertengahan tahun 2001, di tengah tengah keadan ekonomi yang  tidak menentu,  pelayanan  yang  tidak jelas, saya  masih ingat ketika itu saya  masih jadi   pengerja sebuah gereja,  kami di beri persembahan setiap bulan  500 perbulan,  jujur kami  bingung  mengatur keuangan itu karena  anak kami masih kecil butuh pengeluaran besar ditambah lagi anak ini sering sakit karena asma, belum  uang itu harus dipotong untuk  perpuluhan dan ongkos saya setiap hari,ke seketariat.  Untuk mensiasati saya  terpaksa kadang naik sepeda

Badai keuangan terjadi ketika adik saya  bersama sepuluh orang  temannya, dari Sulawesi datang,  tujuan mereka  akan ke Jepang karena  di utus pemerintah daerah,  sebelum mereka berangkat, mereka menginap di rumah kami selama dua minggu. Kami bingung, terpaksa perhiasan istri di jual untuk makan. Dari situ awal munculnya badai,  lalu istri saya  konseling ke pdt kami  yang  dulu, (sekarang sdh tidak disana lagi krn Tuhan percayakan buka gereja sendiri)  atas saran pendeta tersebut istri saya  disuruh meninggalkan saya .

Tanpa pemberitahuan kemana mereka, rupanya disembunyikan  dirumah jemaat, tujuan Pendeta itu supaya saya  kapok, dan mau berusaha, bagaimana mencukupi kebutuhan rumah tangga dan menjadi suami dan ayah yang baik. Saya dilema, kalau mau kerja, ya masa pendeta kerja, apa tidak mempermalukan gereja? itu pikiran saya.

Karena tidak punya uang, bingung mikirin istri dan anak  dimana, akhirnya saya sakit, maag akut plus typhus dan puncaknya saya  sudah  terbaring tidak  bisa bergerak lagi, tapi telinga saya bisa mendengar jelas,

Sebelum penyakit saya  menjadi parah saya  menyetel radio Maestro, dan itulah yg menemani saya  karena tidak ada siapa-siapa, dan tidak ada yang  kunjungi atau besuk. apakah gereja tidak tahu? Entahlah.

Suatu pagi  ketika untuk narik nafas saja sudah  berat, saya  mendengar acara visitasi, hamba Tuhan berkotbah dan   meminta untuk menghubungi nomor telepon studio bagi mereka yang butuh dukungan doa.

Saya  berusaha untuk mengubungi tapi pihak radio tidak bisa mengerti omongan saya  karena untuk ber nafas asja sudah  mengap-mengap,

 Kotbah jalan terus  lalu di akhir dari kotbah hamba Tuhan tersebut  mulai menyebut nama orang   yang telah  menghubungi radio

 Ketika hamba Tuhan sampai pada nama yang  kayaknya operator tidak  bisa mencatat dengan baik  nama dan alamat serta jenis penyakit, hamba Tuhab  itu hanya menyebut begini: untuk orang  yang  tidak jelas nama alamat dan penyakitnya, ketika dia berkata demikian  dalam hati saya   teriak Tuhan itu  saya..., itu saya,,.

Hamba Tuhan mulai berdoa dan meminta setiap orang meletakkan tangan pada  bagian yang  sakit,  anehnya,  hamba Tuhan  itu ngomong begini:  saya kan berdoa khusunya untuk yang  tadi menghubungi tapi  nama alamat dan penyakit tidak jelas

Saya  pun meletakkan tangan  diperut saya  yang  bengkak,  (seperti  orang  hamil 6 bulan)  ketika dia teriak dalam  nama Yesus turun kesembuhan, saya  merasakan  seperti  di siram air dan saya   jadi kaku. Tiba tiba  saya  mengalami kesegaran yang  luar biasa, ajaibnya saya bisa bangun, lalu saya  berdiri walau masih sempoyongan, saya  keluar dan minum air langsung dari kran PDAM,

Setelah itu saya duduk merenung,  saya  kira  saya  sedang mimpi, ternyata tidak,  saya  betul-betul sudah sembuh. Tidak  terasa sakit lagi,  tapi perut masih saya bengkak,

 Lalu saya  berpikir saya  harus ke dokter, masalahnya adalah saya tidak  punya uang. Niat itu saya urungkan, jadi sambil terus bersyukur saya  beresi tempat tidur sudah  berantakan.  Ternya temu uang Rp 500 . Dengan  uang gope saya  berhasil sampai ke praktek dr Hartanto, dengan  “bis kota Campur” campur omelan dan campur mata melotot dari kondektur bis kota.


Kata pertama yang  om Hartanto ucapkan adalah:  kalau  Marlon telat sehari saja maka maka marlon akan tinggal nama, dia bilang bahwa  kalau  lambungmu ini pecah  maka habis perkara,

Setelah diperiksa dia saranin untuk masuk rumah sakit segera tapi saya  bilang om  sudah  ga sakit lagi  besok aja, saya  mau ke gereja dulu.

Saya  sempat istirahat di rumah om Hartanto lalu bareng beliau ke gereja

Saya  tidak cerita semua bagaimana saya  masih harus jalan kaki dari gereja ke rumah saya dalam  keadaan baru sembuh sekitar sepuluh jam yang  lalu  karena  tidak ada yang  tahu atau sengaja tidak mau tahu bahwa saya  sedang sakit, karena saya sakit dua minggu, dan tidak makan alias puasa terpaksa selama kurang lebih semingu, dan tiga hari pada puncak parahnya penyakit itu saya sudah tidak bisa bangun untuk minum.

Tanpa menyimpan sedikitpun kepahitan sama gereja, dan juga terhadap ‘ kebijakan” pendeta tersebut
saya sempatkan diri untuk beribadah. Tidak seorangpun jemaat  yang tahu bahwa sebelumnya saya sakit, sehingga ketika melihat saya jalan dia hanya tanya mau kemana? mereka mungkin pikir saya mau nyari di sesuatu kios, , karena selama ini saya pakai kendaraan gereja, tapi atas instruksi gembala gereja tersebut, kendaraan itu ditarik tanpa sepengetahuan jemaat.

Saya ingat waktu itu saya berusaha menemui gembala tetapi ternyata ada yang sudah janjian konseling katanya. Lalu saya hanya pamit sama om Hartanto dan istri. Tapi mereka  tidak tahu bahwa saya tidak punya ongkos. Lalu saya jalan kaki pulang, tapi anehnya saya  bisa menempuh perjalan dari seputar gedung ABG dekat hotel Horison, dari jalan Pelajar Pejuang  ke jalan Sudirman, padahal  tadi pagi untuk berbicara di  telepon dengan operator radio saja, saya  tidak  kuat.

 Berkali-kali saya harus duduk karena kelelahan bayangkan baru sembuh tadi pagi, sudah harus jalan kaki cukup jauh. Tapi puji Tuhan saya bisa tiba dirumah dengan selamat, selama proses pemulihan dan kesembuhan itu,  saya melakukan perjalanan ini berulang kali, sekali lagi karena tidak punya uang. Karena saya pantang untuk minta-minta.  Yang saya makan selama hari-hari itu adalah   sayur-sayuran yang tumbuh dipekarangan.

Sampai sahabat saya datang bernama Pak Edy dan bu Lany  dari GBI Mayapada, yang katanya disuruh Tuhan membawakan saya makanan dan sejumlah Uang bahkan bisa cukup untuk membeli sepeda motor, padahal dia sama sekali tidak tahu apa yang saya sedang alami.

Tapi ini yang  mau saya  bilang bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas,  Dia dapat  menggunakan berbagai cara untuk buat mujizatNya. Dari orang yang sakit parah, tidak punya uang, divonis mati oleh dokter, sekarang ada disini untuk bersaksi bahwa Yesus sungguh hidup dan berkuasa.

Bagi saudara  yang  sedang  dalam  pergumulan,  ingat Dia adalah Tuhan masih tetap sama. KuasaNya tidak berubah untuk selama- lamanya. Kalau saya  sudah  di tolong,  andapun pasti di tolong.

Selang dua minggu setelah peristiwa itu, istri saya kembali bersama anak saya, dan kami sekarang berbahagia dengan keluarga kami bahkan sudah dikaruniai  seorang putri lagi. Ada banyak hal yang saya lihat terjadi ketika Allah menyatakan kuasaNya.

Kejadian itu  sudah  kurang lebih 10 tahun yg lalu. Waktu itu saya  berdoa dan bilang sama  Tuhan: Tuhan suatu hari kalau boleh,  izinkan saya  berkotbah tentang kuasaMu di sebuah radio, namun hal tidak pernah kesampaian, kalau ngantarin kotbah pendeta untuk disiarkan di radio, sudah  jadi kerjaan saya  bertahun-tahun.

Tapi Dia adalah Tuhan yang tetap mengingat doa kita, saya bahkan sudah lupa apa yang saya pernah minta dalam doa, tapi Dia tetap ingat. Sampai akhirnya  saya  di ajak oleh rekan hamba Tuhan Bapak Pdt. Richardo Paliama dari Methodis untuk sharing, di radio Maestro.

Ini yang ajaib, tanggal  11  November 2012 oleh kemurahan Tuhan bukakan sebuah pelayanan dengan membuka sebuah gereja.

Surprise pertama adalah ketika salah satu kru Radio  Maestro menghubungi saya bahwa apakah bapak bersedia untuk acara perdana gerejanya  di siarkan? Saya  bilang dengan  senang hati, ternyata masih surprise  lain  saya  juga di berikan kesempatan untuk bawakan acara visitasi selama 5 minggu berturut-turut tidak hanya itu Pihak Maestro terus bekerja sama  dengan gereja kami dalam hal pelayanan sampai hari ini.

Inilah kesaksian saya, saya  akhiri dengan  kata;  Dia adalah Tuhan yang  tidak dibatasi oleh saat,waktu dan keadaan dan Dia dapat  menggunakan alat yang  sederhana untuk menyatakan kuasaNya yang  dahsyat dan ajaib. Apapun keadaanmu Dia dapat mengatasinya,  berserahlah padaNya.

Special Thaks to Jesus Christ.  Dr Hartanto and Fam, Pak Edi & Bu Lani,  Pdt. Ricardo, Radio Maestro , My Wife Herna, my princes: Kezia Gloria & Shekina Glory,  And all of my friends, God bless you All

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Kotbah Mp3 Pdt.Marlon (1)

Kotbah Mp3 Pdt.Marlon (2)

Kotbah Mp3 Pdt.Marlon (3)

Kotbah Pdt. Marlon

Komentar Pengunjung

Popular

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GMI REVIVAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by
Proudly powered by Blogger | Calvin Tarrapa